Sabtu, 24 Februari 2018

WEALTH MINDSET

Wealthmindset adalah cara Atau pola pikir kita tentang kekayaan. Kekayaan disini dalam arti luas, kaya hati, kaya imaginasi, kaya akalnya, kaya harta juga termasuk. 

Pembahasan di atas akan dijelaskan di kelas Wealth Mindset, yang akan diisi oleh guru yang luar biasa. Temen-temen biasanya memanggil Beliau dengan ; Ki Jendral, bang Jendral, om Jendral. Mungkin teman-teman sudah mengikuti Facebook Beliau yang  bit.ly/KiJendralNasution . Di akun Facebook Beliau memakai nama mertua “Syamsuryadi Rasyad”. 
Beliau cuma pengangguran yang sering diminta bicara tentang bagaimana menjalankan bisnis & menjual lebih banyak.

InsyaAllah di kelas wealth mindset, kita akan belajar tentang bagaimana memiliki cara berpikir yang (insyaAllah) benar tentang rezeki. Dalam konteks kelas ini, kita akan sempitkan makna rezeki menjadi ; kekayaan, uang, penghasilan, dan sejenisnya. 

Kelas wealth mindset itu di adakan, karena ada banyak teman-teman yang belum 
memiliki pemahaman atau mindset yang jelas tentang uang, tentang rezeki, tentang kekayaan. 

Punya mindset yang jelas tentang uang itu urgent. Penting. Agar kita punya cara pandang yang benar 
tentang bagaimana kita menghasilkan uang. 
Kenapa ada banyak orang pintar di negeri ini yang bermasalah dengan finansial? hidup kesulitan 
ekonomi? 

Jawabannya : karena mereka nggak punya wealth mindset yang benar. 
Wajar, karena Wealth Mindset nggak pernah diajarkan di sekolah. 

Ada banyak orang pintar di negeri ini. mereka pintar secara akademis. IPK 4 di kampusnya. Lulus cum 
laude. Tapi penghasilan nggak lebih dari 10juta sebulan. 
Punya penghasilan 10juta sebulan apakah besar? 
Jawabannya : tergantung gaya hidupnya. 

Kalau penghasilan 10juta itu dipakai di kampung, dengan mobil sederhana, motor sederhana, nggak 
banyak gaya, rumah ngontrak karena ingin beli rumah cash, dan operasional hidup yang sewajarnya. 

Nggak norak, nggak lebay dengan banyak utang untuk beli ini itu, jelas cukup. atau bahkan 10juta 
sebulan sangat cukup. 

Tapi kalau orang jakarta, dengan gaya hidup hedon, punya cicilan rumah, cicilan, mobil, cicilan ini itu, 
anak sekolah, dan operasional hidup lainnya, penghasilan 10juta nggak akan cukup untuk hidup. 

Nah, ada banyak orang yang punya gaya hidup berlebihan, tapi penghasilan pas-pasan. Ini tragis. 

Yang kita inginkan justru sebaliknya ; gaya hidup pas-pasan, tapi penghasilan berlebihan. 
 Ini baru nikmat. 

Atau, orang-orang pintar tadi, mereka punya pekerjaan bagus di kantoran. Anggaplah gajinya bagus. 

Tapi saat mereka di PHK -entah karena apa-, mereka kebingungan bagaimana menghasilkan uang. 
Yang ada di kepala mereka, cari uang itu hanya kerja dari jam 9-17 setiap hari, lalu akhir/awal bulan 
dapat uang. 

Hidup itu ya begitu bagi mereka. 
Bang Jendral punya saudara, sarjana, pintar, eh salah...sangat pintar, karena waktu Beliau SMA, dia yang 
mengajari pelajaran di sekolah. 
Saudara Bang Jendral ini kerja di sebuah perusahaan cukup ternama .

Suatu hari perusahaannya agak bermasalah. Lalu dia dirumahkan sementara. 
Sambil menunggu panggilan kembali dari kantornya, dia tentu harus berpikir untuk tetap menghasilkan 
uang. 

Lalu, pilihan jatuh kepada ; jadi driver ojek online. 
apa yang salah dengan menjadi driver ojek online? 
Tak ada yang salah 
Ini pekerjaan mulia. 
Tapi saya berpikir begini... 
Dia seorang sarjana yang sangat pintar. Apakah tak ada cara lain untuk menghasilkan uang? 
Saat pilihannya jatuh kepada menjadi driver ojek online, apa bedanya dengan driver ojek online lainnya 
yang -maaf- bahkan tak lulus SD. 
"Menjadi driver ojek online, kan besar penghasilannya!" 

Oke, baik, kita anggaplah besar penghasilannya. Karena konon seorang driver ojek online, bisa 
menghasilkan 7juta sebulan. 
Tapi, untuk menghasilkan 7 juta sebulan, seperti apa perjuangannya ? 
Seperti apa lelahnya? seberapa banyak waktu yang dihabiskannya dijalan?

Bayangkan dia harus seharian panas-panasan dan hujan-hujanan di jalanan. 
Apa masih bisa membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah tangga? 
Apa masih bisa main dan belajar bareng anak? 
Apa masih bisa mengajari anak ngaji? 
Apa bisa nemenin istri ke salon? 
Apa bisa ngajak mertua jalan-jalan? 
Sekali lagi, tak ada yang salah dengan menjadi driver ojek online. 

Pilihannya menjadi driver ojek online pun insyaAllah tetap berkah dan berpahala disisi Allah karena 
untuk menafkahi keluarganya. 
Tapi, apakah tak ada cara menghasilkan uang lainnya yang lebih cocok untuk seorang sarjana pintar? 
Sebuah cara menghasilkan uang yang lebih mudah, dan tak seberat menjadi driver ojek online. 

Beliau yakin ada banyak sekali cara menghasilkan uang, dengan modal kepintarannya sebagai sarjana. 

Misal : 
Dia buka biro konsultasi "CEPAT LULUS KULIAH" 
Kan dia pintar di kampusnya. Dia tentu punya banyak jaringan adik-adik kelas di kampusnya. 

Ada berapa ribu mahasiswa tingkat akhir yang BUTUH LULUS KULIAH CEPAT ? 
Dengan biro ini, dia membantu para calon mahasiswa abadi untuk merancang strategi jenius, untuk bisa 
lulus cepat. 
Mungkin dengan tagline, "Jika tak lulus cepat, uang kembali 100%" 
 
Katakanlah biaya konsultasi & pendampingan per orang 1juta sampai lulus. 
30 orang saja yang ikut pendampingan dalam 1 bulan, berarti dia sudah mengantongi 30juta. 

Tinggal dia pikirkan sistem bisnisnya. Bikin business model yang jelas dari bisnisnya. Rekrut tim yang bisa 
mendampingi dia untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan teknis. Bikin sistem pendampingan yang mudah & sederhana.

Misal : modul dibikin dengan video animasi, konsultasi strategi bisa via 
messenger/video call, dan sebagainya. 
 
Jadi uang, kan? Dengan effort yang tak seberat menjadi driver ojek online. 
Dan pasti ada ratusan cara lainnya untuk bisa menghasilkan uang. 

Dia tak pernah berpikir seperti itu, ya karena dia tak punya cara pandang yang lebih sederhana untuk 
menghasilkan uang. Ini lah yang kita sebut dengan wealth mindset. 

Di kelas wealth mindset itu kita ingin bereskan mindset kita tentang kekayaan, tentang konsep uang, 
konsep rezeki, dalam perspektif Islam. 

Untuk info kelas nya bisa klik INFO KELAS WM

Salam Baper

Tidak ada komentar:

Posting Komentar